Alhamdulillah, pagi tadi jelang melakukan sholat subuh berjama'ah di mushola, tetiba ada sesekor lebah (tawon) masuk ke dalam mukena, dan Alhamdulillah merasakan terkena dua gigitan lebah di bagian punggung. Alhamdulillah keluarga bereaksi cepat memberikan pertolongan, dengan mengambil bawang merah untuk menghapus bekas gigitan dan memberikan kompres es batu beberapa menit kemudian agar tidak membengkak. Juga kemudian diolesi getah lidah buaya juga diboreh minyak kayu putih dan minyak tawon. Sakit? iya tentu saja, namun Alhamdulillah diberikan kesempatan anugrah merasakan rasa sakit akibat sengatan lebah ini, dan Alhamdulillah beranjak siang rasa sakitnya pun semakin berkurang.
Ada pengalaman berharga, saat merasakan sakit tersengat lebah ini yaitu bisa merasakan pula titik tawakal setelah berusaha mengobatinya. Sambil merasakan cenut-cenut rasa sakitnya, yang bisa saya lakukan adalah berbaring dan banyak istighfar. Semula saya berusaha menahan cenderung melawan rasa sakit akibat sengatan itu, namun ada bisikan halus dalam hati yang mengatakan, "sudah ...terima lah rasa sakit itu, ikhlaskan dan mohon kesembuhan dari Allah Ta'ala."
❤ KUNCI penting dalam menghadapi permasalahan, rasa sakit, kegagalan, kekecewaan, penderitaan, kehilangan, adalah PENERIMAAN (Acceptance) terlebih dahulu, dan saya amat sepakat dengan hal ini karena benar halnya dari sisi spiritual maupun dari sisi psikologi.
Di titik ini saya justru merasa damai, ketika kemudian menerima dan menikmati rasa sakit itu sembari berdzikir, mengingat Nya, memohon pertolongan dan kesembuhan dari Nya. Pada detik-detik ikhlas berserah diri kepadaNya, teringat belum banyak amal kebaikan yang diperbuat dan memohon...
❤"Ya Allah hamba memohon akhir hidup yang baik, namun ijinkanlah hamba untuk diberikan kesempatan usia untuk menabung banyak amal kebaikan...."
Teringat syair do'a Abu Nawas, pujangga Arab, penyair besar sastra Arab klasik,
Berikut ini salah satu karya besarnya sebagai seorang penyair:
❤Al-I’TIRAAF – Sebuah pengakuan:
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
❤Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi
❤Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar
Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
❤Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Wa ‘umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
❤Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka
❤Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka
❤Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?. (Abu Nawas)
❤ Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin..."hanya kepada Mu lah kami beribadah, dan hanya kepadaMu lah, kami memohon pertolongan"
19 Ramadhan 1441 H; 12 Mei 2020